Di Asia, rumput laut telah dikonsumsi sebagai sayuran sejak lama.
Rata-rata orang Jepang mengkonsumsi 1,4 kg rumput laut per orang per tahun.
Sejumlah penelitian secara epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan kesehatan
orang-orang Jepang berkaitan dengan konsumsi rumput laut yang dipicu oleh
tradisi kuno dan kebiasaan sehari-hari mereka (Teas 1981, Hiqashi et
al. 1999, Funahashi et al. 1999
seperti yang tercantum dalam jurnal
utama).
Rumput laut memiliki banyak kegunaan tidak hanya dalam pangan, namun
juga di bidang lain seperti pertanian (sebagai pupuk organik dan media kultur
jaringan), peternakan (sebagai pakan
ternak sehingga meningkatkan mutu daging), kedokteran (sebagai media kultur
bakteri), farmasi (sebagai pembuat suspensi, pengemulsi, tablet, plester dan
filter) dan industri (sebagai bahan aditif).
Indonesia 70 persen wilayahnya terdiri atas
laut, dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi memiliki potensi yang sangat
besar dalam usaha pembudidayaan rumput laut. Budidaya rumput laut memiliki
prospek ke masa depan yang cukup menjanjikan karena kandungan nutrisinya dan
penggunaannya yang luas dalam berbagai bidang, maka dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, kebutuhan pasar dalam dan luar negeri,
menyediakan lapangan kerja sehingga meningkatkan taraf hidup orang banyak
terutama nelayan, dan menjaga kelestarian hayati perairan.
KLASIFIKASI
RUMPUT LAUT
Rumput laut merupakan istilah dalam perdagangan yang berasal dari
terjemahan kata “seaweed” dalam
bahasa Inggris. Istilah ini tidak terlalu tepat karena jika ditinjau secara
botanis, tumbuhan ini tidak tergolong rumput (graminae), maka lebih tepat jika digunakan istilah “alga laut benthik” atau “alga benthik” saja (Aslan, 1991).
Terdapat
555 jenis rumput laut di Indonesia,
21 jenis di antaranya telah digunakan sebagai makanan dan memiliki nilai
ekonomis dan komiditas perdagangan. Jenis-jenis ini adalah kelompok penghasil
agar-agar yaitu Gracillaria sp, Gelidium sp, Gelidiella sp dan Gelidiopsis
sp, serta kelompok penghasil Carrageenan
yaitu Eucheuma spinosum dan Hypnea sp (Aslan, 1991).
Rumput laut hijau (Chlorophyceae)
Rumput
laut ini mengandung klorofil a dan b, beta dan gamma karoten dan xanthofil.
Rumput laut ini banyak ditemukan di pantai yang memiliki dasar berbatu karang
mati dan mudah terlepas dari substratnya sehingga mudah terhempas ke tepi
pantai saat air pasang dan pada saat air surut banyak yang menjadi kering
(Aslan, 1991).
Rumput
laut hijau, Laminarium Digitata
Laminarium Digitata merupakan salah satu contoh rumput laut hijau yang kaya akan
mineral, dan vitamin A, B, C, E dan asam amino. Menurut ketetapan Prancis
mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka rumput laut hijau
yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Ulva
spp dan Enteromorpha spp.
Rumput laut coklat (Phaeophyceae)
Rumput laut ini mengandung klorofil a dan c,
beta karoten, violaxanthin dan xanthofil. Rumput laut ini tersebar luas di Indonesia,
tumbuh di perairan yang terlindung maupun dengan ombak yang besar pada batuan
(Aslan, 1991). Sebelumnya rumput laut coklat ditemukan di Falkland
Islands dengan panjang sekitar 10 cm.
Rumput
laut coklat
Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi
oleh manusia, maka rumput laut coklat yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah
Ascophyllum nodosum, Fucus vesiculosus, Fucus serratus, Himanthalia elongate,
Undaria pinnatifida.
Rumput laut merah (Rhodophyceae)
Rumput
laut ini mengandung selulosa, agar, carrageenan, porpiran dan furselaran pada
dinding selnya (Aslan, 1991). Rumput laut merah yang terdapat di Falkland Islands memiliki panjang 13 cm.
Rumput
laut merah
Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi
oleh manusia, maka rumput laut merah yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Porphyra umbilicalis,
Palmaria palmate, Cracilaria verrucosa, dan Chondrus crispus.
Mikroalga
Menurut
ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka
mikroalga yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Spirulina sp dan Odontella aurita.
Mikroalga
KANDUNGAN
NUTRISI RUMPUT LAUT
Polisakarida dan Serat Makanan
Rumput laut mengandung polisakarida dalam jumlah besar, terutama
polisakarida pembangun dinding sel yang diekstraksi dengan industri hidrokoloid
seperti alginat dari rumput laut coklat, carrageenan
dan agar dari rumput laut merah. Juga ditemukan sejumlah kecil polisakarida
lain dalam jumlah kecil pada dinding sel seperti fukoidan (dari rumput laut
coklat), xylan (dari rumput laut merah dan hijau) dan ulvan dalam rumput laut
hijau. Rumput laut juga mengandung polisakarida cadangan, terutama laminarin (b-1, 3-glucan) dalam rumput laut coklat dan floridean starch (glukan seperti amilopektin (amylopectin-like glucan)) dalam rumput laut merah.
Alginat
Algin dalam dunia industri berbentuk asam alginik yang merupakan
suatu getah selaput (membrane mucilage)
atau asam alginat yang merupakan bentuk garamnya. Asam alginat ada yang larut
dalam air seperti natrium alginat, kalium alginat dan amonium alginat,
sedangkan kalsium alginat tidak larut dalam air
Agar-agar
Agar-agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galaktan linier.
Dalam bentuk gel diekstrak dari Agarophyt
dari kelompok rumput laut merah seperti Gracilaria.
Agar-agar berada pada fasa solid di suhu 32-39°C dan pada fasa cair di atas suhu 85°C. Dalam pembuatan makanan, agar-agar digunakan sebagai pengental
dan penstabil.
Carrageenan
Carrageenan terdapat dalam beberapa rumput laut merah yaitu Carragenophyt, di antaranya adalah Chondrus. Dalam dunia industri
carrageenan membentuk garam dengan kalium, natrium dan kalsium.
Mineral
Rumput laut menyerap elemen mineral, makro elemen dan trace element (mikro elemen) yang
berasal dari laut, kandungannya tak tertandingi. Fraksi mineral atas sebagian
rumput laut berkisar 36% dalam rumput laut kering. Meski memiliki kandungan
yang tinggi, kekuatan ikatan antara mineral dan polisakarida anionik (alginat,
agar atau carrageenan) mungkin akan
menghambat absorpsinya. Misalnya, afinitas yang kuat atas kation divalen
(terutama kalsium) untuk polisakarida karboksilat (alginat) mungkin akan
membatasi suplai ke dalam tubuh. Sebaliknya, ikatan yang lemah antara
polisakarida dan yodium memungkinkan pelepasan yang cepat atas elemen ini.
Yodium
Bernard Curtois merupakan orang pertama yang menemukan yodium dalam
rumput laut coklat sehingga dilakukan industri kelp, yaitu sejenis rumput laut coklat besar yang dapat dikonsumsi
oleh manusia. Kelp terbagi dua
komposisi yaitu kelp yang tinggi dan
yang rendah. Kelp yang tinggi
mengandung 15,1-21,95% kalium, 13,7-16,85% soda, serta 0,55-0,67% yodium. 5-10
ton kelp dapat menghasilkan 1 ton
ekstrak yang terdiri atas 28% garam natrium, 30% kalium, dan 1% yodium.
Kalsium
Rumput laut juga merupakan salah satu sayuran sumber kalsium yang
terpenting. Kandungan kalsium mungkin berkisar 7% dalam berat kering makroalga
dan berkisar antara 25-34% dalam chalky
seaweed lithotamne. Konsumsi rumput laut akan sangat berguna untuk ibu-ibu
hamil, remaja dan orang tua yang beresiko kekurangan kalsium.
Protein dan Asam Amino
Kandungan protein atas rumput laut coklat biasanya dalam jumlah
sedikit (rata-rata 5-15% dalam berat kering), dimana kandungan protein yang
lebih tinggi terdapat dalam rumput laut hijau dan merah (rata-rata 10-30% dalam
berat kering). Dalam rumput laut merah, seperti Palmaria palmata (jenis rumput laut merah yang dapat dimakan) dan Porphyra tenera (nori), terdapat
kandungan protein sebesar 35 dan 47% dalam ganggang kering. Level ini sebanding
dengan sayuran berkadar protein tinggi seperti kacang kedelai (35% dalam berat
kering). Level protein dalam Ulva spp.
berkisar 15-20% dalam berat kering. Rumput laut coklat seperti Laminaria digitata, Ascophyllum nodosum,
Fucus vesiculosus dan Himanthalia
elongata memiliki kandungan protein yang rendah, kecuali Undaria pinnatifida dengan kandungan
protein 11-24%. Spirulin yang
merupakan mikroalga air tawar terkenal akan kandungan proteinnya yang tinggi
(70% dalam berat kering).
Lipid dan Asam Lemak
Kandungan lipid dalam alga kering berisar antara 1-5% dan
menunjukkan komposisi poli-asam lemak tak jenuh yang menarik terutama berkaitan
dengan asam omega 3 dan omega 6 yang berperan dalam pencegahan penyakit cardio-vascular, osteoarthritis dan diabetes. Alga hijau menunjukkan jumlah asam
alpha linolenat (w3C18:3) yang menarik. Alga merah dan coklat terutama kaya akan asam
lemak dengan 20 atom karbon : asam eikosapentanoat (EPA, w3C20:5) dan asam arachidonat (AA, w6C20:4). Spirulin memberikan
sumber asam linolenat gama (GLA) yang menarik, yaitu 20-25% atas total fraksi
lipid), yang merupakan prekursor prostaglandins, leukotrien dan thromboksan
yang terlibat dalam modulasi immunological,
inflammatory dan respon cardio-vascular.
Spirulin kemudian memberikan
alternatif sebagai sumber GLA dibanding sumber GLA lain yang telah diketahui :
minyak onagre, biji-biji blackcurrant
dan minyak borage (Renaud et al. 1999, Fleurence et al. 1994 seperti yang tercantum dalam
jurnal utama).
Selain asam lemak, fraksi unsaponifiable
atas rumput laut telah diketahui mengandung karotenoid (seperti b-karoten, lutein dan violaxanthin dalam rumput laut merah dan hijau,
dan fukoxanthin dalam rumput laut coklat), tocopherol, sterol (seperti
fukosterolo dalam rumput laut coklat), dan terpenoid (Jensen 1969, Piovetto et
Peiffer 1991, Haugan et Liaaen-Jensen 1994 seperti yang tercantum dalam jurnal
utama). Ekstrak lipid atas beberapa rumput laut yang dapat dikonsumsi
menunjukkan aktivitas antioksidan dan efek yang sinergis dengan ocopherol (Le
Tutour 1990 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).
Mikronutrien
Vitamin B12
Alga merupakan sumber vitamin dalam grup vitamin B. Contohnya,
rumput laut mengandung vitamin B12, yang terutama direkomendasikan dalam
perawatan pencegahan efek penuaan, atas chronic
fatique syndrome (CFS) dan anemia. Di antara konsumsi rumput laut, Spirulin adalah yang paling kaya dalam
vitamin B12. Konsumsi 1 gram Spirulin
setiap hari akan memenuhi kebutuhan sehari-hari akan vitamin B12 (Watanabe et al. 1999 seperti yang tercantum dalam
jurnal utama).
Vitamin C
Alga memberikan suplai vitamin C yang efisien (Qasim et Barkati 1985
seperti yang tercantum dalam jurnal utama). Jumlah rata-rata vitamin C berkisar
antara 500-3000 mg/kg dalam ganggang kering untuk alga coklat dan hijau (jumlah
yang sebanding dengan peterseli, blackcurrant
dan merica), dimana alga merah mengandung jumlah vitamin C sekitar 100-800
mg/kg. Keberadaan vitamin C sangat penting karena berbagai alasan : memperkuat
sistem kekebalan tubuh, mengaktivasi absorpsi besi dalam pencernaan, mengontrol
pembentukan jaringan penyambung dan protidic
matrix dalam jaringan tulang, dan juga berperan dalam menangkap radikal
bebas dan regenerasi vitamin E.
Vitamin
E
Karena aktivitas
antioksidan-nya, vitamin E menghambat oksidasi atas lipoprotein yang memiliki
kerapatan rendah (low-density lipoprotein).
Vitamin E juga memiliki peranan penting dalam rantai asam arachidonat dengan
menghambat pembentukan prostaglandin dan thromboxan. Rumput laut coklat
mengandung jumlah vitamin E yang lebih tinggi dibanding rumput laut hijau dan
rumput laut merah. Di antara rumput laut coklat, jumlah tertinggi ditemukan
dalam Fucaceae, Ascophyllum dan Fucus sp.,
yang mengandung sekitar 200-600 mg tocopherol/kg dalam rumput laut kering. Alga
coklat mengandung alpha, beta dan gamma tocopherol sementara alga merah dan
hijau hanya mengandung alpha tocopherol. Telah ditunjukkan bahwa gamma dan
alpha tocopherol meningkatkan produksi oksida nitrat dan aktivitas oksida
nitrat synthase (cNOS) dan juga memiliki peranan penting dalam pencegahan
penyakit cardio-vascular (Solibani et
Kamat 1985 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).
Polifenol
Polifenol alga, disebut juga phlorotannin, berbeda dengan polifenol
tumbuhan darat. Polifenol atas tumbuhan darat merupakan turunan asam gallic dan ellagic, dimana polifenol alga merupakan turunan unit-unit
phloroglucinol (1, 3, 5-trihydroxybenzine). Pholorotannin merupakan molekul
dengan kelompok heterogen (keragaman struktur dan polimerisasi yang tinggi)
memberikan aktivitas biologis potensial yang luas. Kandungan tertinggi
ditemukan dalam rumput laut coklat, dimana phlorotannin berkisar antara 5-15%
dalam berat kering (Ragan et Craigie 1973, Mc Innes et al. 1984, Glombitza et
Keusgen 1984 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).
Aktivitas antioksidan atas polifenol yang diekstraksi dari ganggang
coklat dan merah telah didemonstrasikan dengan uji in vitro (Nakamura et al.
1996 seperti yang tercantum dalam jurnal utama). Bagaimanapun juga, berlawanan
dengan polifenol tumbuhan darat, hanya sedikit yang diketahui mengenai peranan
phlorotannin dalam pencegahan penyakit yang berkaitan dengan oksidasi yang
terus menerus (oxidative stress).
Karotenoid
Karotenoid merupakan antioksidan yang kuat. Studi baru-baru ini
menunjukkan bahwa kaitan antara diet yang kaya akan karotenoid dan penurunan
resiko penyakit cardio-vascular,
kanker (b-karoten, lycopene),
seperti halnya penyakit opthalmological
(lutein, zeaxanthin). Ganggang coklat kaya akan karotenoid terutama
fucoxanthin, b-karoten, violaxanthin. Karotenoid yang utama dalam alga merah
adalah b-karoten dan a-karoten dan senyawa dihidroksilasi
turunannya : zeaxanthin dan lutein. Komposisi karotenoid atas alga hijau
menyerupai komposisi dalam tumbuhan dengan tingkat yang lebih tinggi :
karotenoid yang utama adalah b-karoten, , lutein, violaxanthin,
antheraxanthin, zeaxanthin dan neoxanthin. Banyak studi mendemonstrasikan
kandungan antioksidan atas karotenoid alga dan peranan mereka dalam pencegahan
berbagai penyakit yang berkaitan dengan oxidative
stress (Okuzumi et al. 1993, Yan et al. 1999 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).