Jumat, 23 Oktober 2015

Rumput Laut

0


Di Asia, rumput laut telah dikonsumsi sebagai sayuran sejak lama. Rata-rata orang Jepang mengkonsumsi 1,4 kg rumput laut per orang per tahun. Sejumlah penelitian secara epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan kesehatan orang-orang Jepang berkaitan dengan konsumsi rumput laut yang dipicu oleh tradisi kuno dan kebiasaan sehari-hari mereka (Teas 1981,  Hiqashi et al. 1999, Funahashi et al. 1999 seperti yang  tercantum dalam jurnal utama).

Rumput laut memiliki banyak kegunaan tidak hanya dalam pangan, namun juga di bidang lain seperti pertanian (sebagai pupuk organik dan media kultur jaringan),  peternakan (sebagai pakan ternak sehingga meningkatkan mutu daging), kedokteran (sebagai media kultur bakteri), farmasi (sebagai pembuat suspensi, pengemulsi, tablet, plester dan filter) dan industri (sebagai bahan aditif).

Indonesia 70 persen wilayahnya terdiri atas laut, dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi memiliki potensi yang sangat besar dalam usaha pembudidayaan rumput laut. Budidaya rumput laut memiliki prospek ke masa depan yang cukup menjanjikan karena kandungan nutrisinya dan penggunaannya yang luas dalam berbagai bidang, maka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, kebutuhan pasar dalam dan luar negeri, menyediakan lapangan kerja sehingga meningkatkan taraf hidup orang banyak terutama nelayan, dan menjaga kelestarian hayati perairan.

KLASIFIKASI RUMPUT LAUT

Rumput laut merupakan istilah dalam perdagangan yang berasal dari terjemahan kata “seaweed” dalam bahasa Inggris. Istilah ini tidak terlalu tepat karena jika ditinjau secara botanis, tumbuhan ini tidak tergolong rumput (graminae), maka lebih tepat jika digunakan istilah “alga laut benthik” atau “alga benthik” saja (Aslan, 1991).

Terdapat 555 jenis rumput laut di Indonesia, 21 jenis di antaranya telah digunakan sebagai makanan dan memiliki nilai ekonomis dan komiditas perdagangan. Jenis-jenis ini adalah kelompok penghasil agar-agar yaitu Gracillaria sp, Gelidium sp, Gelidiella sp dan Gelidiopsis sp, serta kelompok penghasil Carrageenan yaitu Eucheuma spinosum dan Hypnea sp (Aslan, 1991).

Rumput laut hijau (Chlorophyceae)

Rumput laut ini mengandung klorofil a dan b, beta dan gamma karoten dan xanthofil. Rumput laut ini banyak ditemukan di pantai yang memiliki dasar berbatu karang mati dan mudah terlepas dari substratnya sehingga mudah terhempas ke tepi pantai saat air pasang dan pada saat air surut banyak yang menjadi kering (Aslan, 1991).

Rumput laut hijau, Laminarium Digitata

Laminarium Digitata merupakan salah satu contoh rumput laut hijau yang kaya akan mineral, dan vitamin A, B, C, E dan asam amino. Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka rumput laut hijau yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Ulva spp dan Enteromorpha spp.

Rumput laut coklat (Phaeophyceae)

Rumput laut ini mengandung klorofil a dan c, beta karoten, violaxanthin dan xanthofil. Rumput laut ini tersebar luas di Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindung maupun dengan ombak yang besar pada batuan (Aslan, 1991). Sebelumnya rumput laut coklat ditemukan di Falkland Islands dengan panjang sekitar 10 cm.
Rumput laut coklat

Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka rumput laut coklat yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Ascophyllum nodosum, Fucus vesiculosus, Fucus serratus, Himanthalia elongate, Undaria pinnatifida.

Rumput laut merah (Rhodophyceae)

Rumput laut ini mengandung selulosa, agar, carrageenan, porpiran dan furselaran pada dinding selnya (Aslan, 1991). Rumput laut merah yang terdapat di Falkland Islands memiliki panjang 13 cm.

Rumput laut merah

Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka rumput laut merah yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Porphyra umbilicalis, Palmaria palmate, Cracilaria verrucosa, dan Chondrus crispus.

Mikroalga

Menurut ketetapan Prancis mengenai rumput laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia, maka mikroalga yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah Spirulina sp dan Odontella aurita.

Mikroalga


KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT LAUT

Polisakarida dan Serat Makanan

Rumput laut mengandung polisakarida dalam jumlah besar, terutama polisakarida pembangun dinding sel yang diekstraksi dengan industri hidrokoloid seperti alginat dari rumput laut coklat, carrageenan dan agar dari rumput laut merah. Juga ditemukan sejumlah kecil polisakarida lain dalam jumlah kecil pada dinding sel seperti fukoidan (dari rumput laut coklat), xylan (dari rumput laut merah dan hijau) dan ulvan dalam rumput laut hijau. Rumput laut juga mengandung polisakarida cadangan, terutama laminarin (b-1, 3-glucan) dalam rumput laut coklat dan floridean starch (glukan seperti amilopektin (amylopectin-like glucan)) dalam rumput laut merah.

Alginat

Algin dalam dunia industri berbentuk asam alginik yang merupakan suatu getah selaput (membrane mucilage) atau asam alginat yang merupakan bentuk garamnya. Asam alginat ada yang larut dalam air seperti natrium alginat, kalium alginat dan amonium alginat, sedangkan kalsium alginat tidak larut dalam air

Agar-agar

Agar-agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galaktan linier. Dalam bentuk gel diekstrak dari Agarophyt dari kelompok rumput laut merah seperti Gracilaria. Agar-agar berada pada fasa solid di suhu 32-39°C dan pada fasa cair di atas suhu 85°C. Dalam pembuatan makanan, agar-agar digunakan sebagai pengental dan penstabil.

Carrageenan

Carrageenan terdapat dalam beberapa rumput laut merah yaitu Carragenophyt, di antaranya adalah Chondrus. Dalam dunia industri carrageenan membentuk garam dengan kalium, natrium dan kalsium.

Mineral

Rumput laut menyerap elemen mineral, makro elemen dan trace element (mikro elemen) yang berasal dari laut, kandungannya tak tertandingi. Fraksi mineral atas sebagian rumput laut berkisar 36% dalam rumput laut kering. Meski memiliki kandungan yang tinggi, kekuatan ikatan antara mineral dan polisakarida anionik (alginat, agar atau carrageenan) mungkin akan menghambat absorpsinya. Misalnya, afinitas yang kuat atas kation divalen (terutama kalsium) untuk polisakarida karboksilat (alginat) mungkin akan membatasi suplai ke dalam tubuh. Sebaliknya, ikatan yang lemah antara polisakarida dan yodium memungkinkan pelepasan yang cepat atas elemen ini.

Yodium
Bernard Curtois merupakan orang pertama yang menemukan yodium dalam rumput laut coklat sehingga dilakukan industri kelp, yaitu sejenis rumput laut coklat besar yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Kelp terbagi dua komposisi yaitu kelp yang tinggi dan yang rendah. Kelp yang tinggi mengandung 15,1-21,95% kalium, 13,7-16,85% soda, serta 0,55-0,67% yodium. 5-10 ton kelp dapat menghasilkan 1 ton ekstrak yang terdiri atas 28% garam natrium, 30% kalium, dan 1% yodium.

Kalsium

Rumput laut juga merupakan salah satu sayuran sumber kalsium yang terpenting. Kandungan kalsium mungkin berkisar 7% dalam berat kering makroalga dan berkisar antara 25-34% dalam chalky seaweed lithotamne. Konsumsi rumput laut akan sangat berguna untuk ibu-ibu hamil, remaja dan orang tua yang beresiko kekurangan kalsium.

Protein dan Asam Amino

Kandungan protein atas rumput laut coklat biasanya dalam jumlah sedikit (rata-rata 5-15% dalam berat kering), dimana kandungan protein yang lebih tinggi terdapat dalam rumput laut hijau dan merah (rata-rata 10-30% dalam berat kering). Dalam rumput laut merah, seperti Palmaria palmata (jenis rumput laut merah yang dapat dimakan) dan Porphyra tenera (nori), terdapat kandungan protein sebesar 35 dan 47% dalam ganggang kering. Level ini sebanding dengan sayuran berkadar protein tinggi seperti kacang kedelai (35% dalam berat kering). Level protein dalam Ulva spp. berkisar 15-20% dalam berat kering. Rumput laut coklat seperti Laminaria digitata, Ascophyllum nodosum, Fucus vesiculosus dan Himanthalia elongata memiliki kandungan protein yang rendah, kecuali Undaria pinnatifida dengan kandungan protein 11-24%. Spirulin yang merupakan mikroalga air tawar terkenal akan kandungan proteinnya yang tinggi (70% dalam berat kering).

Lipid dan Asam Lemak

Kandungan lipid dalam alga kering berisar antara 1-5% dan menunjukkan komposisi poli-asam lemak tak jenuh yang menarik terutama berkaitan dengan asam omega 3 dan omega 6 yang berperan dalam pencegahan penyakit cardio-vascular, osteoarthritis dan diabetes. Alga hijau menunjukkan jumlah asam alpha linolenat (w3C18:3) yang menarik. Alga merah dan coklat terutama kaya akan asam lemak dengan 20 atom karbon : asam eikosapentanoat (EPA, w3C20:5) dan asam arachidonat (AA, w6C20:4). Spirulin memberikan sumber asam linolenat gama (GLA) yang menarik, yaitu 20-25% atas total fraksi lipid), yang merupakan prekursor prostaglandins, leukotrien dan thromboksan yang terlibat dalam modulasi immunological, inflammatory dan respon cardio-vascular. Spirulin kemudian memberikan alternatif sebagai sumber GLA dibanding sumber GLA lain yang telah diketahui : minyak onagre, biji-biji blackcurrant dan minyak borage (Renaud et al. 1999, Fleurence et al. 1994 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).

Selain asam lemak, fraksi unsaponifiable atas rumput laut telah diketahui mengandung karotenoid (seperti b-karoten, lutein dan violaxanthin dalam rumput laut merah dan hijau, dan fukoxanthin dalam rumput laut coklat), tocopherol, sterol (seperti fukosterolo dalam rumput laut coklat), dan terpenoid (Jensen 1969, Piovetto et Peiffer 1991, Haugan et Liaaen-Jensen 1994 seperti yang tercantum dalam jurnal utama). Ekstrak lipid atas beberapa rumput laut yang dapat dikonsumsi menunjukkan aktivitas antioksidan dan efek yang sinergis dengan ocopherol (Le Tutour 1990 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).

Mikronutrien

Vitamin B12

Alga merupakan sumber vitamin dalam grup vitamin B. Contohnya, rumput laut mengandung vitamin B12, yang terutama direkomendasikan dalam perawatan pencegahan efek penuaan, atas chronic fatique syndrome (CFS) dan anemia. Di antara konsumsi rumput laut, Spirulin adalah yang paling kaya dalam vitamin B12. Konsumsi 1 gram Spirulin setiap hari akan memenuhi kebutuhan sehari-hari akan vitamin B12 (Watanabe et al. 1999 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).

Vitamin C

Alga memberikan suplai vitamin C yang efisien (Qasim et Barkati 1985 seperti yang tercantum dalam jurnal utama). Jumlah rata-rata vitamin C berkisar antara 500-3000 mg/kg dalam ganggang kering untuk alga coklat dan hijau (jumlah yang sebanding dengan peterseli, blackcurrant dan merica), dimana alga merah mengandung jumlah vitamin C sekitar 100-800 mg/kg. Keberadaan vitamin C sangat penting karena berbagai alasan : memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengaktivasi absorpsi besi dalam pencernaan, mengontrol pembentukan jaringan penyambung dan protidic matrix dalam jaringan tulang, dan juga berperan dalam menangkap radikal bebas dan regenerasi vitamin E.

Vitamin E

Karena aktivitas antioksidan-nya, vitamin E menghambat oksidasi atas lipoprotein yang memiliki kerapatan rendah (low-density lipoprotein). Vitamin E juga memiliki peranan penting dalam rantai asam arachidonat dengan menghambat pembentukan prostaglandin dan thromboxan. Rumput laut coklat mengandung jumlah vitamin E yang lebih tinggi dibanding rumput laut hijau dan rumput laut merah. Di antara rumput laut coklat, jumlah tertinggi ditemukan dalam Fucaceae, Ascophyllum dan Fucus sp., yang mengandung sekitar 200-600 mg tocopherol/kg dalam rumput laut kering. Alga coklat mengandung alpha, beta dan gamma tocopherol sementara alga merah dan hijau hanya mengandung alpha tocopherol. Telah ditunjukkan bahwa gamma dan alpha tocopherol meningkatkan produksi oksida nitrat dan aktivitas oksida nitrat synthase (cNOS) dan juga memiliki peranan penting dalam pencegahan penyakit cardio-vascular (Solibani et Kamat 1985 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).

Polifenol

Polifenol alga, disebut juga phlorotannin, berbeda dengan polifenol tumbuhan darat. Polifenol atas tumbuhan darat merupakan turunan asam gallic dan ellagic, dimana polifenol alga merupakan turunan unit-unit phloroglucinol (1, 3, 5-trihydroxybenzine). Pholorotannin merupakan molekul dengan kelompok heterogen (keragaman struktur dan polimerisasi yang tinggi) memberikan aktivitas biologis potensial yang luas. Kandungan tertinggi ditemukan dalam rumput laut coklat, dimana phlorotannin berkisar antara 5-15% dalam berat kering (Ragan et Craigie 1973, Mc Innes et al. 1984, Glombitza et Keusgen 1984 seperti yang tercantum dalam jurnal utama).

Aktivitas antioksidan atas polifenol yang diekstraksi dari ganggang coklat dan merah telah didemonstrasikan dengan uji in vitro (Nakamura et al. 1996 seperti yang tercantum dalam jurnal utama). Bagaimanapun juga, berlawanan dengan polifenol tumbuhan darat, hanya sedikit yang diketahui mengenai peranan phlorotannin dalam pencegahan penyakit yang berkaitan dengan oksidasi yang terus menerus (oxidative stress).

Karotenoid

Karotenoid merupakan antioksidan yang kuat. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kaitan antara diet yang kaya akan karotenoid dan penurunan resiko penyakit cardio-vascular, kanker (b-karoten, lycopene), seperti halnya penyakit opthalmological (lutein, zeaxanthin). Ganggang coklat kaya akan karotenoid terutama fucoxanthin, b-karoten, violaxanthin. Karotenoid yang utama dalam alga merah adalah b-karoten dan a-karoten dan senyawa dihidroksilasi turunannya : zeaxanthin dan lutein. Komposisi karotenoid atas alga hijau menyerupai komposisi dalam tumbuhan dengan tingkat yang lebih tinggi : karotenoid yang utama adalah b-karoten, , lutein, violaxanthin, antheraxanthin, zeaxanthin dan neoxanthin. Banyak studi mendemonstrasikan kandungan antioksidan atas karotenoid alga dan peranan mereka dalam pencegahan berbagai penyakit yang berkaitan dengan oxidative stress (Okuzumi et al. 1993, Yan et al. 1999  seperti yang tercantum dalam jurnal utama).





0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com